BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awal di kota Mekah lahir seorang
Nabi yang bernama Muhammad SAW., beliau lahir membawa agama islam, yang pada
saat itu bangsa Arab masih menganut sistem kepecayaan nenek moyang.
Perkembangan islam pada masa Rasulullah terbagi menjadi dua
periode, yang terdiri dari periode Mekah dan periode Madinah. Periode Mekah
dimulai dengan diangkatnya beliau menjadi Nabi dan Rasul, sedangkan periode
Madinah dimulai dengan hijrahnya Rasulullah dan kaum muslimin ke Madinah.
Periode Mekkah, Rasulullah SAW. berdakwah menegakkan tauhid dan
dasar-dasar Islam. Karena kentalnya masyarakat Mekkah dengan agama nenek moyang
mereka dan keengganan mereka meninggalkan sesembahan mereka. Sehingga Nabi SAW.
banyak mendapatkan kecaman dan siksaan selama berdakwah di Mekkah. Setelah
perjuangan panjang lebih kurang 13 tahun, kemudian beliau memutuskan untuk
hijrah ke Madinah. Pada periode Madinah, Rasulullah SAW. berhasil
membangun dan membina masyarakat Islam yang kuat. Hal ini disebabkan karena
antusiasnya masyarakat Madinah dalam memahami Islam yang diajarkan oleh
Rasulullah dan para sahabat yang telah lebih dahulu masuk Islam.
Lebih jauh mengenai perkembangan islam pada saat itu akan dibahas
dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana riwayat hidup Nabi
Muhammad SAW. ?
2. Bagaimana pemikiran
dan peradaban islam pada masa itu ?
3. Apa kunci keberhasilan dakwah Nabi Muhammad
SAW. ?
1.3
Tujuan
- Untuk dapat mengetahui dan
memahami riwayat hidup Nabi Muhammad SAW.
- Untuk dapat mengetahui dan memahami pemikiran dan
peradaban islam pada masa Rasulullah SAW.
- Untuk dapat mengetahui dan memahami kunci Keberhasilan
Nabi Muhammad SAW.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Sistematika
Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Riwayat hidup Nabi Muhammad SAW.
2.2
Pemikiran dan peradaban islam pada masa Rasulullah SAW.
2.3 Kunci keberhasilan dakwah Rasulullah SAW.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Riwayat
Hidup Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW. lahir di Kota Mekah,
pada hari senin, tanggal 12 Rabiul Awal, tahun 571 Masehi atau lebih dikenal
tahun gajah. Dinamakan tahun gajah, karena pada saat itu Pasukan raja Abrahah
menyerbu Mekah untuk menyerang dan menghancurkan Ka’bah, akan tetapi sebelum
raja Abrahah dan pasukannya berhasil menghancurkan ka’bah, Allah mengutus
burung ababil dari Neraka untuk menghancurkan pasukan raja Abrahah, sehingga
akhirnya raja Abrahah dan pasukannya tidak berhasil dalam misinya untuk
menghancurkan ka’bah.
Ibunya bernama Siti Aminah, ayahnya
bernama Abdullah. Sejak dalam kandungan beliau sudah ditinggalkan oleh ayahnya
kemudian usia 6 tahun ditinggalkan oleh ibunya, sehingga Rasulullah sudah
menjadi yatim piatu sejak kecil.
Beliau dididik di
lingkungan yang sangat sederhana. Pada usia 9 tahun mengembala dan kemudian
berdagang di Negeri Syam dan pada usia 25 tahun Beliau memperistri Siti
Khodijah. Semasa hidupnya, Nabi Muhammad tidak pernah berbuat dosa (ma’shum),
nabi Muhammad SAW juga selalu beribadah dan berkhalwat di gua Hira, sehingga
pada tanggal 17 Ramadhan, beliau menerima wahyu pertama kali yaitu surat
Al-Alaq ayat 1-5. Pada saat itulah beliau dinobatkan sebagai Nabi. Ini terjadi
menjelang usia Rasulullah yang ke 40 tahun, kemudian turunlah wahyu yang kedua
yaitu surat al-Mudatsir ayat 1-7. Pada saat itu beliau dinobatkan sebagai Rasulullah
atau utusan Allah SWT kepada seluruh umat manusia untuk menyampaikan
risalah-Nya dengan turunnya surat tersebut, maka mulailah Rasulullah berdakwah
mengajarkan agama islam.
Datangnya
Nabi Muhammad SAW. dengan membawa agama islam, pada saat itu kondisi bangsa
Arab kurang menerima terhadap ajaran baru, sehingga dengan penuh rintangan yang
dihadapi oleh Rasulullah untuk menyiarkan agama islam, sampai pada akhirnya ada
beberapa orang yang beriman, lalu kemudian Rasulullah SAW. beserta orang orang
Mekah yang beriman hijrah ke kota Madinah.
2.2 Pemikiran
dan Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah SAW.
Prinsip kesederajatan dan keadilan
yang dibangun Nabi, mencakup semua aspekbaik politik, ekonomi, maupun hukum.
Pertama, aspek politik, Nabi mengakomodasikan seluruh kepentingan, semua rakyat
mendapatkan hak yang sama dalam politik, walaupun penduduk Madinah sangat
heterogen, baik dalam arti agama, ras, suku dan golongan-golongan.
Kedua, aspek ekonomi, Nabi
mengaplikasikan ajaran egaliterianisme, yakni pemerataan saham-saham ekonomi
kepada seluruh masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat mempunyai hak yang sama
untuk berusaha dan berbisnis Misi egaliterianisme ini sangat tipikal dalam
ajaran Islam. Sebab misi utama yang diemban oleh Nabi bukanlah misi teologis,
dalam arti untuk membabat habis orang-orang yang tidak seideologi dengan Islam,
melainkan untuk membebaskan masyarakat dari cengkeraman kaum kapitalis.
Ketiga, aspek Hukum, Nabi memahami
aspek hukum sangat urgen dan signifikan kaitannya dengan stabilitas suatu
bangsa, karena itulah Nabi tidak pernah membedakan "orang atas",
"orang bawah" atau terhadap keluarga sendiri Nabi sangat tegas dalam
menegakan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Madinah, artinya
tidak ada seorangpun kebal hukum. Prinsip konsisten legal [hukum] harus
ditegakkan tanpa pandang bulu, sehingga supermasi dan kepastian hukum
benar-benar dirasakan semua anggota masyarakat.
1. Pemikiran
dan Peradaban Islam Periode Makkah
Pada malam senin 17 Ramadhan tahun
13 sebelum Hijriyah bertepatan dengan 6 Agustus 610 M. ketika itu Nabi Muhammad
berkhalwat di Gua Hira dan Allah mengutus Jibril untuk menyampaikan wahyu
pertama yaitu surat al-Alaq. Ketika selesai menerima wahyu Nabi Muhammad pulang
dengan kondisi menggigil ketakutan. Beliau meminta agar istrinya menyelimuti
beliau kemudian menceritakan kejadian yang terjadi di Gua Hira.
Sebagai seorang istri yang sholeha
dalam kondisi apapun selalu berusaha menenangkan hati suaminya begitulah yang
dilakukan oleh Khadijah. Khadijah berusaha menenangkan hati Rosulullah yang
sangat mengalami kegalauan pada saat itu. Setelah menenangkan Rosulullah,
Khadijah pergi untuk menemui Waraqah ibn Naufal. Waraqah adalah paman dari Siti
Khadijah beliau adalah seorang Nasrani yang banyak mengetahui naskah-naskah
kuno.
Siti khadijah menceritakan kejadian
yang dialami oleh suwaminya kemudian Waraqah mengatakan bahwa yang datang itu
adalah Namus (Jibril). Kemudian dia menjelaskan disuatu saat nanti beliau akan
diusir oleh kaumnya dari halaman kampungnya sendiri. Ia berharap masih hidup
pada masa sulit Rosulullah dan akan memberikan pertolongan yang sungguh-sungguh
kepada beliau. Ketika beliau tidur kemudian turun ayat Al-Muddatsir. Kemudian
beliau menyampaikan kepada istrinya tentang perintah Jibril untuk menyampaikan
dakwahnya kepada umatnya. Kemudian beliau bertanya kembali umatnya itu yang
mana. Dengan demikian wahyu yang turun kedua ini merupakan penobatan Rouslullah
sebagai utusan Allah.
Untuk mengawali dakwah Rosulullah SAW ada berbagai
metode dakwah yang dilakukan oleh beliau diantaranya:
A.
Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Pada masa ini Rosulullah Saw
melakukan dakwah secara diam-diam dilingkungan keluarga sendiri dan dikalangan
rekan-rekannya. Mula-mula yang masuk Islam pertama kali adalah istri Rosulullah
kemudian saudara sepupunya Ali bin Abu Thalib, Abu Bakar Asidiq, Zaid bekas
budak yang menjadi anak angkatnya, Ummu Aimah pengasuh Nabi semenjak ibunya
masih hidup.
Kemudian dilanjutkan oleh Ustman bin
Affan, Jubair bin Awwam, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqasah dan Thahlah
bin Ubaidillah mereka dibawah kehadapan Nabi dan mengikrarkan untuk memeluk
Islam dihadapan Nabi sendiri. Pada persiapan dakwah yang berat maka dakwah
pertama beliau mempersiapkan mental dan moral. Oleh sebab itu beliau mengajak
manusia atau umatnya untuk:
a. Mengesakan Allah
b. Mensucikan dan membersihkan jiwa
dan hati
c. Menguatkan barisan
d.
Meleburkan kepentingan diri di atas kepentingan jamaah
B.
Dakwah terang-terangan
Langkah dakwah selanjutnya menyeru
masyrakat secara umum. Nabi menyerukan kepada bangsawan dan seluruh masyarakat
Qurais. Pada awalnya Nabi hanya menyeru pada penduduk Mekkah dan dilanjutkan
menyeru pada penduduk diluar Mekkah secara terangterangan.
Rosulullah gencar mempublikasikan
agar orang masuk Islam, kemudian pada masa itu beliau mengajak segenap umat
Islam untuk melaksanakan ibadah haji. Dilain waktu, acara jamuan tersebut
diadakan kembali. Kali ini para tamu undangan mulai mendengarkan perkataan
Rasulullah namun tak satupun dari mereka yang meresponnya secara positif. Hal
tersebut tidak membuat Rasulullah dan para sahabatnya patah arah, tetapi
membuat Rasulullah dan para sahabatnya semangat dan dakwahnya semakin diperluas
hingga suatu ketika.
Rasulullah mengadakan pidato terbuka
di bukit Sofa. Pidato tersebut berisi perihal kerasulannya. Rasulullah
memanggil seluruh penduduk Mekkah dan mengabarkan kepada mereka bahwa dirinya
diutus untuk mengajak mereka meninggalkan Paganisme (Penyembahan terhadap
berhala). Beliau menjelaskan bahwa tuhan yang wajib disembah hanyalah Allah.
Mendengar hal tersebut masyarakat Qurays tersentak kaget, mereka sangat marah
karena hal tersebut dan menghina tradisi nenek moyang dan kehormatan mereka. Para
pembesar Qurays membentak dan memaki Rasulullah dengan keras. Mereka menganggap
bahwa Muhammad adalah orang gila bahkan pamannya sendiri Abu Lahab pun
mengancam Rasulullah dengan keras.
Pemimpin Quraiys dengan giatnya
menentang dakwah Rosulullah SAW. Pemimpin Qurays merasa bahwa makin maju dakwah
Rosulullah maka makin besar tantangan kaum Qurays. Ada 5 faktor yang mendorong
Kaum Qurays menentang Rosulullah Saw yaitu:
a. Mereka
tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan
b. Nabi
Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba
sahaya.
Hal ini tidak disetujui oleh bangsawan Qurays.
c. Para Qurays tidak dapat menerima ajaran
tentang kebangkitan kembali dan
pembalasan di akhirat
d. Taklid kepada nenek moyang adalah
kebiasaan yang berakar pada bangsa Arab
e. Pemahat dan penjual patung memandang
Islam sebagai penghalang rezeki
B. Pemikiran
dan Peradaban Islam Periode Madinah
Dengan hijrahnya Nabi ke Yatsrib
yang kemudian berganti nama Madinah Al Munawarah atau disebut dengan Madinah,
Nabi segera meletakan dasar-dasar masyarakat Islam. Nabi resmi menjadi pemimpin
kota ini (pemimpin negara) sekaligus memimpin agama Islam.
Langkah-langkah yang diambil oleh
Rasulullah SAW, untuk meletakkan dasar pembinaan masyarakat Madani/Islami di
Madinah antara lain:
1. Mendirikan masjid
Masjid
disamping untuk tempat beribadah juga untuk tempat berkumpul dan bertemu.
Masjid berperan besar dalam menyatukan umat muslimin dari berbagai suku dan
mempersatukan jiwa mereka serta tempat bermusyawarah dalam merundingkan
persoalan yang dihadapi. Pada masa Nabi masjid dijadikan pusat pemerintahan.
2. Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim)
Persaudaran
yang dilakukan oleh Rasulullah berdasarkan agama bukan berdasarkan pertalian darah.
Mempersatukan umat yaitu mempersatukan kaum Anshar dan kaum Muhajirin.
3.
Kesepakatan untuk saling membantu antara kaum muslimin dan non muslimin
Di Madinah,
ada golongan manusia, yaitu kaum muslimin, orang-orang Arab, serta kaum non
muslim, dan orang-orang yahudi (Bani Nadhir, Bani quraizhah, dan Bani
Qainuqa’). Rasulullah melakukan kesepakatan dengan mereka untuk terjaminnya
sebuah keamanan dan kedaimaian. Juga untuk melahirkan suasanya saling membantu
dan toleransi diantara golongan tersebut.
4. Meletakan landasan politik, ekonomi dan
kemasyarakatan
Bagi negara
Madinah yang baru terbentuk. Dasar berpolotik antara lain prinsip keadilan yang
harus dijalankan tanpa pandang bulu. Prinsip egaliter atau persamaan derajat
antara manusia, yang membedakan adalah ketaqwaan kepada Allah semata. Untuk
memecahkan masalah atau persoalan umat dipeganglah prinsip musyawarah.
2.3 Kunci keberhasilan dakwah Rasulullah SAW.
Dalam hal ini Rasulullah mencontohkan keberhasilan
dakwahnya dalam mengembangkan ajaran Islam yang sebenarnya menjadi teladan para
da’i. Suatu keyakinan, sikap dan perilaku sehingga Rasulullah mendapatkan
pertolongan Allah dalam mengemban fungsi kerisalahannya. Sikap-sikap yang perlu
diteladani antara lain:
1. Rasulullah percaya dengan yakin, bahwa agama yang
disiarkan itu adalah agama
yang haq dan
dapat mengalahkan yang batil (QS. Al-Isra (17): 80)
2. Rasulullah sangat yakin bahwa Allah akan menolong
umatnya yang membela
agama Allah (QS. Muhammad (47): 7)
3. Rasulullah beserta para sahabat-sahabatnya
benar-benar jihad dengan
mengorbankan harta, tenaga, dan jiwa
untuk kepentingan tersiarnya agama islam. (QS. Al-‘Ankabut (29): 69)
4. Rasulullah berkemauan keras dalam memikirkan umat
mmau beragama secara
benar, walaupun ia tahu dengan
orang-orang yang berpura-pura (QS. Al-Furqan (25): 30)
5. Rasulullah sangat merasakan penderitaan umat yang
tidak tahu kebenaran, keras
maunya untuk kesejahteraan umat dan
sangat kasih sayang (QS. At-Taubabh (9): 128)
6. Rasulullah
sangat mulia akhlaknya dan budi pekertinya (QS.Al-qalam (68): 4)
7. Rasulullah tidak pernah patah hati, dan selalu
memberi maaf kepada orang lain
yang berbuat tidak senonoh (QS. Ali ‘Imran (3): 159)
8. Rasulullah senantiasa berendah hati, tetap tenang,
tabah, tidak getar menghadapi
lawan (QS. Al-Anfal (8): 45)[1]
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1. Nabi
Muhammad SAW. lahir di Kota Mekah, tanggal 12 Rabiul Awal tahun 571 M atau
lebih dikenal dengan sebutan tahun gajah. Dinamakan tahun gajah, karena pada
saat itu Ka’bah diserang oleh pasukan bergajah yang dipimpin raja Abrahah,
namun usaha mereka sia – sia sebab Allah mengirim burung ababil untuk menyerang
pasukan tersebut, sehingga Raja Abrahah beserta pasukannya berhasil untuk
dikalahkan.
2. Perkembangan
Islam pada masa Rasulullah SAW. dibagi menjadi dua periode, yaitu : 1. Periode
Mekah, 2. Periode Madinah.
3. Pada
periode Mekah, ada dua metode dakwah yang digunakan Rasulullah yaitu : 1.
Dakwah secara sembunyi – sembunyi, 2. Dakwah secara terang – terangan
4. Pada
Periode Madinah, ada beberapa langkah yang digunakan oleh Rasulullah untuk dasar
pembinaan masyarakat madinah, antara lain : 1. Mendirikan masjid, 2. Ukhuwah
Islamiah ( Persaudaraan sesame muslim ), 3. Kesepakatan untuk saling membantu
antara kaum muslimin dan non muslimin, 4. Meletakan landasan politik, ekonomi,
dan kemasyarakatan.
3.2
Saran
Dalam penyusunan
makalah ini maupun dalam penyajiannya, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangannya baik dari segi bahasa maupun isinya, untuk itu saran dan
kritik kami harapkan demi perbaikan karya tulis ilmiah berikutnya. Penulis juga
menyarankan kepada pembaca, agar membaca buku-buku yang berkaitan dengan
Sejarah Peradaban Islam terutama periode Rasulullah SAW. yang telah banyak
ditulis oleh para ulama dan peneliti sejarah. Hanya kepada Allah kita memohon
pertolongan dan perlindungan, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca sekalian
DAFTAR PUSTAKA
Abdul jabbar, Umar. Khulasoh Nurul Yaqin juz 1. Percetakan Salim Nabahan:
Surabaya
Stiawan, Arif. Islam Pada Masa Rasulullah SAW. Dari
Khoiriyah. 2012. Reorintasi Wawasan Sejarah
Islam Dari Arab Sebelum Islam
hingga Dinasti
– dinasti Islam, Yogyakarta : Teras
Multazam, Ahmad. 2014. Makalah : Riba
dan Bank Konvensional. Dari
http://multazam-einstein.blogspot.co.id/2014/06/pemikiran-dan-peradaban-islam-pada-masa.html,
10 Oktober 2015
Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Perdaban
Islam, Bandung : Pustaka Setia
Yatim, Badri. 1997. Sejarah Peradaban Islam
Dirasah Islamiah II. Jakarta : Logos
Wacana Islam