Kamis, 11 Januari 2018

MAKALAH Perkembangan Islam Pada Masa Rasulullah SAW

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pada hari senin tanggal 12 Rabiul Awal di kota Mekah lahir seorang Nabi yang bernama Muhammad SAW., beliau lahir membawa agama islam, yang pada saat itu bangsa Arab masih menganut sistem kepecayaan nenek moyang.
Perkembangan islam pada masa Rasulullah terbagi menjadi dua periode, yang terdiri dari periode Mekah dan periode Madinah. Periode Mekah dimulai dengan diangkatnya beliau menjadi Nabi dan Rasul, sedangkan periode Madinah dimulai dengan hijrahnya Rasulullah dan kaum muslimin ke Madinah.
Periode Mekkah, Rasulullah SAW. berdakwah menegakkan tauhid dan dasar-dasar Islam. Karena kentalnya masyarakat Mekkah dengan agama nenek moyang mereka dan keengganan mereka meninggalkan sesembahan mereka. Sehingga Nabi SAW. banyak mendapatkan kecaman dan siksaan selama berdakwah di Mekkah. Setelah perjuangan panjang lebih kurang 13 tahun, kemudian beliau memutuskan untuk hijrah ke Madinah. Pada periode Madinah, Rasulullah SAW. berhasil membangun dan membina masyarakat Islam yang kuat. Hal ini disebabkan karena antusiasnya masyarakat Madinah dalam memahami Islam yang diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabat yang telah lebih dahulu masuk Islam.
Lebih jauh mengenai perkembangan islam pada saat itu akan dibahas dalam makalah ini.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana riwayat hidup Nabi Muhammad SAW. ?
2.   Bagaimana pemikiran dan peradaban islam pada masa itu ?
      3.   Apa kunci keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW. ?
1.3  Tujuan
  1. Untuk dapat mengetahui dan memahami riwayat hidup Nabi Muhammad SAW.
  2. Untuk dapat mengetahui dan memahami pemikiran dan peradaban islam pada masa Rasulullah SAW.
  3. Untuk dapat mengetahui dan memahami kunci Keberhasilan Nabi Muhammad SAW.
1.4  Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Rumusan Masalah
1.3  Tujuan
1.4  Sistematika Penulisan
     BAB II PEMBAHASAN
2.1 Riwayat hidup Nabi Muhammad SAW.
2.2 Pemikiran dan peradaban islam pada masa Rasulullah SAW.
2.3 Kunci keberhasilan dakwah Rasulullah SAW.
                 BAB III PENUTUP
3.1  Kesimpulan
3.2  Saran
     DAFTAR PUSTAKA









BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Riwayat Hidup Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW. lahir di Kota Mekah, pada hari senin, tanggal 12 Rabiul Awal, tahun 571 Masehi atau lebih dikenal tahun gajah. Dinamakan tahun gajah, karena pada saat itu Pasukan raja Abrahah menyerbu Mekah untuk menyerang dan menghancurkan Ka’bah, akan tetapi sebelum raja Abrahah dan pasukannya berhasil menghancurkan ka’bah, Allah mengutus burung ababil dari Neraka untuk menghancurkan pasukan raja Abrahah, sehingga akhirnya raja Abrahah dan pasukannya tidak berhasil dalam misinya untuk menghancurkan ka’bah.
Ibunya bernama Siti Aminah, ayahnya bernama Abdullah. Sejak dalam kandungan beliau sudah ditinggalkan oleh ayahnya kemudian usia 6 tahun ditinggalkan oleh ibunya, sehingga Rasulullah sudah menjadi yatim piatu sejak kecil.
Beliau dididik di lingkungan yang sangat sederhana. Pada usia 9 tahun mengembala dan kemudian berdagang di Negeri Syam dan pada usia 25 tahun Beliau memperistri Siti Khodijah. Semasa hidupnya, Nabi Muhammad tidak pernah berbuat dosa (ma’shum), nabi Muhammad SAW juga selalu beribadah dan berkhalwat di gua Hira, sehingga pada tanggal 17 Ramadhan, beliau menerima wahyu pertama kali yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5. Pada saat itulah beliau dinobatkan sebagai Nabi. Ini terjadi menjelang usia Rasulullah yang ke 40 tahun, kemudian turunlah wahyu yang kedua yaitu surat al-Mudatsir ayat 1-7. Pada saat itu beliau dinobatkan sebagai Rasulullah atau utusan Allah SWT kepada seluruh umat manusia untuk menyampaikan risalah-Nya dengan turunnya surat tersebut, maka mulailah Rasulullah berdakwah mengajarkan agama islam.
Datangnya Nabi Muhammad SAW. dengan membawa agama islam, pada saat itu kondisi bangsa Arab kurang menerima terhadap ajaran baru, sehingga dengan penuh rintangan yang dihadapi oleh Rasulullah untuk menyiarkan agama islam, sampai pada akhirnya ada beberapa orang yang beriman, lalu kemudian Rasulullah SAW. beserta orang orang Mekah yang beriman hijrah ke kota Madinah.
2.2 Pemikiran dan Peradaban Islam Pada Masa Rasulullah SAW.
Prinsip kesederajatan dan keadilan yang dibangun Nabi, mencakup semua aspekbaik politik, ekonomi, maupun hukum. Pertama, aspek politik, Nabi mengakomodasikan seluruh kepentingan, semua rakyat mendapatkan hak yang sama dalam politik, walaupun penduduk Madinah sangat heterogen, baik dalam arti agama, ras, suku dan golongan-golongan.
Kedua, aspek ekonomi, Nabi mengaplikasikan ajaran egaliterianisme, yakni pemerataan saham-saham ekonomi kepada seluruh masyarakat. Seluruh lapisan masyarakat mempunyai hak yang sama untuk berusaha dan berbisnis Misi egaliterianisme ini sangat tipikal dalam ajaran Islam. Sebab misi utama yang diemban oleh Nabi bukanlah misi teologis, dalam arti untuk membabat habis orang-orang yang tidak seideologi dengan Islam, melainkan untuk membebaskan masyarakat dari cengkeraman kaum kapitalis.
Ketiga, aspek Hukum, Nabi memahami aspek hukum sangat urgen dan signifikan kaitannya dengan stabilitas suatu bangsa, karena itulah Nabi tidak pernah membedakan "orang atas", "orang bawah" atau terhadap keluarga sendiri Nabi sangat tegas dalam menegakan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Madinah, artinya tidak ada seorangpun kebal hukum. Prinsip konsisten legal [hukum] harus ditegakkan tanpa pandang bulu, sehingga supermasi dan kepastian hukum benar-benar dirasakan semua anggota masyarakat.
1. Pemikiran dan Peradaban Islam Periode Makkah
Pada malam senin 17 Ramadhan tahun 13 sebelum Hijriyah bertepatan dengan 6 Agustus 610 M. ketika itu Nabi Muhammad berkhalwat di Gua Hira dan Allah mengutus Jibril untuk menyampaikan wahyu pertama yaitu surat al-Alaq. Ketika selesai menerima wahyu Nabi Muhammad pulang dengan kondisi menggigil ketakutan. Beliau meminta agar istrinya menyelimuti beliau kemudian menceritakan kejadian yang terjadi di Gua Hira.
Sebagai seorang istri yang sholeha dalam kondisi apapun selalu berusaha menenangkan hati suaminya begitulah yang dilakukan oleh Khadijah. Khadijah berusaha menenangkan hati Rosulullah yang sangat mengalami kegalauan pada saat itu. Setelah menenangkan Rosulullah, Khadijah pergi untuk menemui Waraqah ibn Naufal. Waraqah adalah paman dari Siti Khadijah beliau adalah seorang Nasrani yang banyak mengetahui naskah-naskah kuno.
Siti khadijah menceritakan kejadian yang dialami oleh suwaminya kemudian Waraqah mengatakan bahwa yang datang itu adalah Namus (Jibril). Kemudian dia menjelaskan disuatu saat nanti beliau akan diusir oleh kaumnya dari halaman kampungnya sendiri. Ia berharap masih hidup pada masa sulit Rosulullah dan akan memberikan pertolongan yang sungguh-sungguh kepada beliau. Ketika beliau tidur kemudian turun ayat Al-Muddatsir. Kemudian beliau menyampaikan kepada istrinya tentang perintah Jibril untuk menyampaikan dakwahnya kepada umatnya. Kemudian beliau bertanya kembali umatnya itu yang mana. Dengan demikian wahyu yang turun kedua ini merupakan penobatan Rouslullah sebagai utusan Allah.
Untuk mengawali dakwah Rosulullah SAW ada berbagai metode dakwah yang dilakukan oleh beliau diantaranya:
A.    Dakwah secara sembunyi-sembunyi
Pada masa ini Rosulullah Saw melakukan dakwah secara diam-diam dilingkungan keluarga sendiri dan dikalangan rekan-rekannya. Mula-mula yang masuk Islam pertama kali adalah istri Rosulullah kemudian saudara sepupunya Ali bin Abu Thalib, Abu Bakar Asidiq, Zaid bekas budak yang menjadi anak angkatnya, Ummu Aimah pengasuh Nabi semenjak ibunya masih hidup.
Kemudian dilanjutkan oleh Ustman bin Affan, Jubair bin Awwam, Abdurahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqasah dan Thahlah bin Ubaidillah mereka dibawah kehadapan Nabi dan mengikrarkan untuk memeluk Islam dihadapan Nabi sendiri. Pada persiapan dakwah yang berat maka dakwah pertama beliau mempersiapkan mental dan moral. Oleh sebab itu beliau mengajak manusia atau umatnya untuk:
a. Mengesakan Allah
b. Mensucikan dan membersihkan jiwa dan hati
c. Menguatkan barisan
d. Meleburkan kepentingan diri di atas kepentingan jamaah
B.     Dakwah terang-terangan
Langkah dakwah selanjutnya menyeru masyrakat secara umum. Nabi menyerukan kepada bangsawan dan seluruh masyarakat Qurais. Pada awalnya Nabi hanya menyeru pada penduduk Mekkah dan dilanjutkan menyeru pada penduduk diluar Mekkah secara terangterangan.
Rosulullah gencar mempublikasikan agar orang masuk Islam, kemudian pada masa itu beliau mengajak segenap umat Islam untuk melaksanakan ibadah haji. Dilain waktu, acara jamuan tersebut diadakan kembali. Kali ini para tamu undangan mulai mendengarkan perkataan Rasulullah namun tak satupun dari mereka yang meresponnya secara positif. Hal tersebut tidak membuat Rasulullah dan para sahabatnya patah arah, tetapi membuat Rasulullah dan para sahabatnya semangat dan dakwahnya semakin diperluas hingga suatu ketika.
Rasulullah mengadakan pidato terbuka di bukit Sofa. Pidato tersebut berisi perihal kerasulannya. Rasulullah memanggil seluruh penduduk Mekkah dan mengabarkan kepada mereka bahwa dirinya diutus untuk mengajak mereka meninggalkan Paganisme (Penyembahan terhadap berhala). Beliau menjelaskan bahwa tuhan yang wajib disembah hanyalah Allah. Mendengar hal tersebut masyarakat Qurays tersentak kaget, mereka sangat marah karena hal tersebut dan menghina tradisi nenek moyang dan kehormatan mereka. Para pembesar Qurays membentak dan memaki Rasulullah dengan keras. Mereka menganggap bahwa Muhammad adalah orang gila bahkan pamannya sendiri Abu Lahab pun mengancam Rasulullah dengan keras.
Pemimpin Quraiys dengan giatnya menentang dakwah Rosulullah SAW. Pemimpin Qurays merasa bahwa makin maju dakwah Rosulullah maka makin besar tantangan kaum Qurays. Ada 5 faktor yang mendorong Kaum Qurays menentang Rosulullah Saw yaitu:
      a. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan
      b. Nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba
           sahaya. Hal ini tidak disetujui oleh bangsawan Qurays.
      c. Para Qurays tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan
           pembalasan di akhirat
      d. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berakar pada bangsa Arab
      e. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki
B. Pemikiran dan Peradaban Islam Periode Madinah
Dengan hijrahnya Nabi ke Yatsrib yang kemudian berganti nama Madinah Al Munawarah atau disebut dengan Madinah, Nabi segera meletakan dasar-dasar masyarakat Islam. Nabi resmi menjadi pemimpin kota ini (pemimpin negara) sekaligus memimpin agama Islam.
Langkah-langkah yang diambil oleh Rasulullah SAW, untuk meletakkan dasar pembinaan masyarakat Madani/Islami di Madinah antara lain:
1. Mendirikan masjid
Masjid disamping untuk tempat beribadah juga untuk tempat berkumpul dan bertemu. Masjid berperan besar dalam menyatukan umat muslimin dari berbagai suku dan mempersatukan jiwa mereka serta tempat bermusyawarah dalam merundingkan persoalan yang dihadapi. Pada masa Nabi masjid dijadikan pusat pemerintahan.
2. Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim)
Persaudaran yang dilakukan oleh Rasulullah berdasarkan agama bukan berdasarkan pertalian darah. Mempersatukan umat yaitu mempersatukan kaum Anshar dan kaum Muhajirin.
3. Kesepakatan untuk saling membantu antara kaum muslimin dan non muslimin
Di Madinah, ada golongan manusia, yaitu kaum muslimin, orang-orang Arab, serta kaum non muslim, dan orang-orang yahudi (Bani Nadhir, Bani quraizhah, dan Bani Qainuqa’). Rasulullah melakukan kesepakatan dengan mereka untuk terjaminnya sebuah keamanan dan kedaimaian. Juga untuk melahirkan suasanya saling membantu dan toleransi diantara golongan tersebut.
4. Meletakan landasan politik, ekonomi dan kemasyarakatan
Bagi negara Madinah yang baru terbentuk. Dasar berpolotik antara lain prinsip keadilan yang harus dijalankan tanpa pandang bulu. Prinsip egaliter atau persamaan derajat antara manusia, yang membedakan adalah ketaqwaan kepada Allah semata. Untuk memecahkan masalah atau persoalan umat dipeganglah prinsip musyawarah.
2.3 Kunci keberhasilan dakwah Rasulullah SAW.
Dalam hal ini Rasulullah mencontohkan keberhasilan dakwahnya dalam mengembangkan ajaran Islam yang sebenarnya menjadi teladan para da’i. Suatu keyakinan, sikap dan perilaku sehingga Rasulullah mendapatkan pertolongan Allah dalam mengemban fungsi kerisalahannya. Sikap-sikap yang perlu diteladani antara lain:
1. Rasulullah percaya dengan yakin, bahwa agama yang disiarkan itu adalah agama
     yang haq dan dapat mengalahkan yang batil (QS. Al-Isra (17): 80)
2. Rasulullah sangat yakin bahwa Allah akan menolong umatnya yang membela
agama Allah (QS. Muhammad (47): 7)
3. Rasulullah beserta para sahabat-sahabatnya benar-benar jihad dengan
mengorbankan harta, tenaga, dan jiwa untuk kepentingan tersiarnya agama islam. (QS. Al-‘Ankabut (29): 69)
4. Rasulullah berkemauan keras dalam memikirkan umat mmau beragama secara
benar, walaupun ia tahu dengan orang-orang yang berpura-pura (QS. Al-Furqan (25): 30)
5. Rasulullah sangat merasakan penderitaan umat yang tidak tahu kebenaran, keras
maunya untuk kesejahteraan umat dan sangat kasih sayang (QS. At-Taubabh (9): 128)
6. Rasulullah sangat mulia akhlaknya dan budi pekertinya (QS.Al-qalam (68): 4)
7. Rasulullah tidak pernah patah hati, dan selalu memberi maaf kepada orang lain
yang berbuat tidak senonoh (QS. Ali ‘Imran (3): 159)
8. Rasulullah senantiasa berendah hati, tetap tenang, tabah, tidak getar menghadapi
lawan (QS. Al-Anfal (8): 45)[1]

                                                                                              





BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1.      Nabi Muhammad SAW. lahir di Kota Mekah, tanggal 12 Rabiul Awal tahun 571 M atau lebih dikenal dengan sebutan tahun gajah. Dinamakan tahun gajah, karena pada saat itu Ka’bah diserang oleh pasukan bergajah yang dipimpin raja Abrahah, namun usaha mereka sia – sia sebab Allah mengirim burung ababil untuk menyerang pasukan tersebut, sehingga Raja Abrahah beserta pasukannya berhasil untuk dikalahkan.
2.      Perkembangan Islam pada masa Rasulullah SAW. dibagi menjadi dua periode, yaitu : 1. Periode Mekah, 2. Periode Madinah.
3.      Pada periode Mekah, ada dua metode dakwah yang digunakan Rasulullah yaitu : 1. Dakwah secara sembunyi – sembunyi, 2. Dakwah secara terang – terangan
4.      Pada Periode Madinah, ada beberapa langkah yang digunakan oleh Rasulullah untuk dasar pembinaan masyarakat madinah, antara lain : 1. Mendirikan masjid, 2. Ukhuwah Islamiah ( Persaudaraan sesame muslim ), 3. Kesepakatan untuk saling membantu antara kaum muslimin dan non muslimin, 4. Meletakan landasan politik, ekonomi, dan kemasyarakatan.  
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini maupun dalam penyajiannya, Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangannya baik dari segi bahasa maupun isinya, untuk itu saran dan kritik kami harapkan demi perbaikan karya tulis ilmiah berikutnya. Penulis juga menyarankan kepada pembaca, agar membaca buku-buku yang berkaitan dengan Sejarah Peradaban Islam terutama periode Rasulullah SAW. yang telah banyak ditulis oleh para ulama dan peneliti sejarah. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan perlindungan, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian
















DAFTAR PUSTAKA
Abdul jabbar, Umar. Khulasoh Nurul Yaqin juz 1. Percetakan Salim Nabahan:
Surabaya
Stiawan, Arif. Islam Pada Masa Rasulullah SAW. Dari
Khoiriyah. 2012. Reorintasi Wawasan Sejarah Islam Dari Arab Sebelum Islam
hingga Dinasti – dinasti Islam, Yogyakarta : Teras
Multazam, Ahmad. 2014. Makalah : Riba dan Bank Konvensional. Dari
http://multazam-einstein.blogspot.co.id/2014/06/pemikiran-dan-peradaban-islam-pada-masa.html, 10 Oktober 2015
Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Perdaban Islam, Bandung : Pustaka Setia
Yatim, Badri. 1997. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiah II. Jakarta : Logos
Wacana Islam










ayo tes kepahamanmu setelah membaca postingan ini !